Indikator Soal TAP
Buku Panduan TAP FKIP UT menyebutkan ada 3 (tiga) kompetensi yang diuji meliputi:
Kemampuan mengidentifikasi kelebihan atau kelemahan suatu peristiwa pembelajaran eksak dan non eksak di SD.
Kemampuan menganalisis kelebihan dan kelemahan pembelajaran eksak dan non eksak di SD
Kemampuan mengembangkan alternatif pemecahan masalah pembelajaran eksak dan non eksak di SD beserta alasannya dalam rangka perbaikan kelemahan atu peningkatan kualitas pembelajaran yang disajikan dalam kasus/permasalahan pembelajaran berdasarkan penelitian tindakan kelas.
Aspek-aspek yang harus dikuasi mahasiswa meliputi: a) aspek materi pelajaran, b). Pendekatan/metode/teknik pembelajaran, c). Penggunaan media pembelajaran, d). Pengelolaan kelas, e). Ketrampilan dasar mengajar dan f). Pelaksanaan evaluasi
1. Penguasaan Bidang Ilmu
Kuasai materi SD untuk 5 mapel (IPA, IPS, BI, Mat, PKn)
mulai dari kelas 3 sampai kelas 6.
2. Pemahaman Peserta Didik
Pahami siapa yang menjadi audience, pahami psikologi belajar
untuk siswa SD.
3. Pembelajaran yang mendidik.
Anda harus menguasai kompetensi yang harus dimilik guru,
kuasai 8 kompetensi mengajar:
4. Pengembangan kepribadian dan keprofesionalan.
Ciri guru profesional:
a. Memahami materi dengan baik
b. Mampu mengajarkan dengan baik
c. Mampu menilai kinerja sendiri diantaranya melalui PTK
Langkah-langkah PTK untuk menyelesaikan kasus pembelajaran:
1. Identifikasi masalah
2. Analisis masalah
3. Alternatif pemecahan masalah
4. Rumusan masalah
5. Tujuan perbaikan pembelajaran
6. Rencana Perbaikan Pembelajaran:
- Kegiatan awal
- Kegiatan inti, dan
- Kegiatan akhir
7. Alasan mengapa anda memilih alternatif pembelajaran
seperti itu (didukung teoritik)
PENGUASAAN BIDANG ILMU
Berdasarkan
rumusan masalah, dalam rancangan pembelajaran ada empat hal yang perlu
diperhatikan dalam menyusun perbaikan pembelajaran di SD yaitu:
a. Langkah perbaikan pembelajaran harus
sistematis.
Menurut
Gagne dan briggs, skenario perbaikan pembelajaran, harus sistematis
- kegiatan awal
melakukan
apersepsi
membangkitkan
motivasi dan perhatian siswa dalam mengikuti proses pembelajaran
- kegiatan inti
menyampaikan
tujuan pembelajaran khusus kepada siswa
mengingatkan
dan sedikit mengulas kompetensi prasyarat (Pre requsite material)
menyampaikan
alternatif pembelajaran yang akan di tempuh siswa.
membahas
materi pembelajaran atau menyampaikan materi pembelajaran
melibatkan
siswa secara aktif dalam proses pembelajaran dan penemuan informasi.
melaksanakan
penilaian proses di sela-sela penyampaian materi pelajaran
memberikan
penguatan terhadap respon siswa yang positif
- kegiatan akhir
melaksanakan
umpan balik
menyimpulkan
materi pembelajaran yang telah di sampaikan
melaksanakan
penilaian hasil/evaluasi
melaksanakan
tindak lanjut pembelajaran
mengemukakan
tentang topik yang akan di bahas pada waktu yang akan datang
menutup
kegiatan pembelajaran
b. Model pembelajaran harus sesuai dengan
karakteristik siswa SD
Menurut
Robert J. Havighurt, anak usai SD memeiliki karakteristik senang bermain,
senang bergerak, senang belajar, dan bekerja dalam kelompok, dan senang
melakukan atau melaksanakan atau meragakan sesuatu secara langsung.
Karakteristik ini membawa implikasi bahwa guru harus mampu merancang model
pembelajaran yang memungkinkan adanya unsur permainan, anak berpindah atau
bergerak, anak belajar atau bekerja dalam kelompok, dan anak terlibat langsung
dalam pembelajaran dan penemuan informasi.
c. Model pembelajaran harus sesuai dengan
perkembangan kognitif siswa SD
Menurut
Jean Piaget, anak usia SD (7-11 tahun) berada pada tahap perkembangan
operasional konkret. Pada tahap ini yang dipikrikan oleh anak hanya terbatas
benda-benda konkret (yang dapat dilihat dan diraba). Benda yang tidak tampak
pada kenyataan masih aulit dipikirkan oleh anak-anak
Kata
Kohlberg dan Giligan, “yang paling utama penyebab terjadinya kesulitan belajar
pada anak SD, karena adanya upaya mengajarkan materi abstrak kepada anak-anak
yang berada pada masa operasional konkret.”
Kedua
pendapat di atas memberikan rambu-rambu (guidelines) bahwa guru harus mampu
mengeksploitasi sumber daya dan sumber belajar yang ada untuk di jadiakn sumber
dan media pembelajaran, karena pada anak usia ini, materi pembelajaran akan
mudah dipahaminya jika disajikan dengan menggunakan objek-objek konkret (dapat
dilihat dan diraba), dan anak terlibat langsung di dalam pembelajaran serta
penemuan informasi.
d. Model pembelajaran harus sesuai dengan
karakteristik ilmu dan teori belajar
Mata
Pelajaran IPA
Menurut
Carin Arthur, IPA (sains) itu terdiri dari tiga komponen, yaitu produk IPA
(konsep,prinsip,teori,hukum), proses IPA (merupakan seperngkat ketrampilan yang
di gunakan para ilmuwan untuk menemukan produk IPA), dan sikap ilmiah, yaitu
sikap yang harus dimiliki seorang ilmuwan (jujur, terbuka, tidak mudah putus
asa, ulet, dan yang lainnya).
Implementasi
dalam pembelajaran, guru jangan hanya membelajarkan materi ke-IPA-an, tetapi
juga harus mampu mengajak siswa berproses, siswa belajar seperti halnya para
ahli belajar dan bekerja dalam menemukan produk IPA tersebut.
Pendekatan
andalan untuk pembelajaran IPA adalah pendekatan ketrampilan proses dengan
metode : inkuiri, discoveri, demonstrasi, eksperimen.pemecahan, masalah, dll
Mata
Pelajaran Matematika
Menurut
Zolton P. Dienes, matematika pada dasarnya merupakan studi tentang
pemisahan-pemisahan hubungan antara struktur-struktur dan mengategorikan
hubungan diantara struktur-struktur. Karena itu dalam proses pembelajaran di SD
harus disajikan dalam bentuk yang konkret. Ini mengandung arti, konsep, hukum,
teorema akan mudah dipahami dengan baik, kalau guru ,mampu memanipulasi konsep,
hukum atau teorema tersebut melalui suatu benda-benda atau objek-objek nyata
Pendekatan
unggulan untuk pembelajaran matematika, adalah pendekatan proses konsep dan
pembuktian dengan metode demonstrasi, pemecahan masalah, inkuiri, penugasan,
dan yang lainnya. Strategi pembelajaran matematika yang konstruktivistik
meliputi: problem solving, problem possing,open-ended problem, mathematical
investigation, guided discovery, Constektual learning dan kooperatif learning.
Mata
Pelajaran IPS/PKn
Menurut
Balen, PKn merupakan bidang studi yang membekali siswa untuk mampu
mrngrmbangkan penalaran, di samping aspek nilai dan moral. Peran guru dalam
pembelajaran PKn mempunyai hubungan erat dengan cara mengaktifkan siswa dalam
belajar, terutama dalam proses pengembangan ketrampilan. Ketrampilan yang
diproses adalah ketrampilan berpikir, ketrampilan sosial, dan ketrampilan
praktis.
Ketrampilan
berpikir dikembangkan untuk melatih siswa berpikir logis dan sistematis melalui
proses pembelajaran dengan model pengemabangan berpikir kritis. Ketrampilan
sosial dan praktis melalui dialog kreatif. Ketiga ketrampilan tersebut dapat
dikembangkan dalam situasi pembelajaran yang interaktif anatara guru dengan
siswa dan siswa dengan siswa, melalui penggunaaan lingkungan sebagai sumber dan
media pembelajaran
Pendekatan
unggulan untuk pembelajaran PKn, adalah pendekatan lingkungan dengan metode:
inkuiri, pemecahan masalah, karya wisata, bermain peran, penugasan, dan yang
lainnya.
Mata
Pelajaran Bahasa Indonesia
Menurut
Hendri Guntur Tarigan, dalam pembelajaran Bahsa Indonesia, ada empat
ketrampilan yang harus dikembangkan yaitu ketrampilan yang harus dikembangkan
yaitu ketrampilan membaca, ketrampilan menyimak, ketrampilan menulis dan
ketrampilan berbicara. Keempat ketrampilan tersebut harus terintegrasi dalam
pembelajaran Bahasa Indonesia.
Pendekatan
unggulan untuk pembelajaran Bahasa Indonesia adalah pendekatan komunikatif,
pendekatan ketrampilan proses, pendekatan whole language, dengan metode:
diskusi, inskusi, sosiodrama/bermain peran, tanya jawab, penugasan, latihan,
bercerita, pemecahan masalah atau karya wisata.
Penegasan
Istilah
Pendekatan/Strategi/Metode
Pengertian
Pendekatan menurut Udin Saripudin Winataputra kata pendekatan berasal dari kata (Bahasa Inggris) “approach”
yang artinya penghampiran, jalan, tindakan mendekati. Pendekatan pembelajaran
dapat diartikan sebagai jalan yang digunakan oleh guru atau pembelajar untuk
menciptakan suasana yang memungkinkan siswa belajar. Pendekatan lebih bersifat
konseptual artinya terjadi dalam pikiran guru yang menjadi kerangka untuk
melakukan tindakan pembelajaran.
Contoh
Pendekatan Pembelajaran:
- Pendekatan sistem,
- Pendekatan didaktis,
- Pendekatan kognitif
- Pendekatan Ketrampilan Proses
- Pendekatan Lingkungan
- Pendekatan Konsep
- Pendekatan Humanistik
Pengertian
Strategi berasal dari kata (Bahasa Inggris) Strategy artinya akal atau siasat.
Strategi pembelajaran merupakan urutan langkah atau prosedur yang digunakan
guru untuk mensuasanai siswa dalam mencapai tujuan belajar. Strategi bersifat
operasional. Menurut Atwi Suparman (1993) secara pokok terdapat kegiatan yang
tercakup dalam strategi umum pembelajaran yaitu: 1). kegiatan pra instruksional,
2). penyajian informasi, 3). partisipasi siswa dan 4). tindak lanjut.
Contoh
Strategi Pembelajaran:
- Strategi deduktif
- Strategi Induktif
Pengertian Metode menurut Udin Saripudin Winataputra
kata metode berasal dari kata (Bahasa Inggris) “Method”
yang artinya cara, teknik. Metode pembelajaran diartikan cara yang digunakan
oleh guru dan siswa dalam mengolah informasi (fakta,konsep,data) pada proses
belajar mengajar yang memungkinkan terjadi langkah tertentu.
Contoh
Metode Pembelajaran:
- Diskusi
– Simulasi
- Eksperimen –
Driill
- Demonstrasi –
Penugasan
- Karya Wisata –
Ceramah
- Inquiry
– Discoveri
- Tanya jawab – Ekpositori
- Bermain peran –
Outdoor activity
Teori-Teori
Belajar
Guru
yang profesional dan kompeten mempunyai wawasan landasan yang dipakai
dalam perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran. Ada
beberapa teori untuk pengembangan dan perbaikan pembelajaran :
a).
Teori Thorndike
Teori
ini disebut sebagai teori penyerapan, yaitu teori yang memandang peserta didik
sebabagi selembar kertas putih, penerima pengetahuan secara pasif. Metode yang
digunakan menekankan banyak memberi praktik dan driil (drill & practice)
b).
Teori Ausubel
Teori
ini mengemukakan perlunya pembelajaran bermakna (meaning theory) dalam
matematika. Bermakna yang dimaksud dapat berupa struktur matematika untuk
memudahkan pemahaman (understanding). Wujud bermakna dapat berupa pernyataan
konsep, bagan, diagram, grafik atau peta.
c).
Teori Jean Piaget
Teori
ini mengemukakan bahwa kemampuan intelektual anak berkembang secara bertingkat
yaitu: sensorik motor (0-2 th), pra operasional (2-7th), operasional konkrit
(7-11 th) dan formal operasional (lebih 11 th). Teori ini merekomendasikan
perlunya mengamati tingkat perkembangan intelektual anak sebelum suatu bahan
pelajaran matematika diberikan terutama kemampuan berpikir abstrak.
d). Teori Vygotsky
Teori
ini mengembangkan model konstruktivistik belajar mandiri menjadi belajar
kelompok sehingga peserta didik memperoleh pengetahuan dari beraneka ragam
antara lain diskusi, tanya jawab, kerja
kelompok dll.
e). Teori Jerome Bruner
Teori
ini berkaitan dengan perkembangan mental anak, yaitu metak anak berkembang
mulai dari sederhana ke yang rumit, mudah ke sulit, mulai nyata ke abstrak. Ada
tiga tingkatan dalam mengakomodasikan peserta didik yaitu: enactive, iconic dan
symbolic
f). Teori George Polya
Teori
ini menyebutkan bahwa suatu masalah merupakan pertanyaan untuk melatih pikiran
melalui kegiatan inkuiri, diskusi dan penalaran.
g). Teori Van Hiele
Teori
ini menyebutkan bahwa eksistensi dari lima tingkatan yang berbeda tentang
pemikiran geometri yaitu: visualisasi, analisis, deduktif informal, deduktif,
rigor.
h). Teori Freudental
Teori
ini dikenal dengan RME (Realistic Mathematik Education)
i). Teori
Zahorik
Pengetahuan
bukan seperangkat fakta yang harus diterima tetapi sesuatu yang harus dirancang
bangn atau direkonstruksi sendiri oleh siswa. Pembelajar akan bermakna jika
siswa “mengalami” apa yang dipelajari bukan “mengetahui”.
j). Teori Gagne
Teori
yang menganggap belajar suatu proses sehingga dikenal dengan teori model
pemrosesan informasi.