Prakata
Life is a stage. Hidup adalah sebuah panggung. Di mana kita semua adalah pemainnya, suka atau tidak suka. Berbagai melodi dan drama harus dimainkan, naik-turun, pasang-surut, silih berganti. Banyak sisi-sisi kehidupan yang terkadang luput dari mata kita namun tersimpan dalam hati kita yang terdalam, menjadi kenangan-kenangan terindah yang mempengaruhi jalan hidup kita. Kisah-kisah yang terpatri dalam sanubari, sering kali tak terungkapkan, betapa kita dalam menjalani hidup senantiasa dipengaruhi oleh orang-orang di sekitar kita, bahkan orang-orang yang tampaknya tidak berhubungan langsung dengan hidup kita sehari-hari. It can be our father, mother, aunts and uncles, friends, anyone.
Life is a stage. Hidup adalah sebuah panggung. Di mana kita semua adalah pemainnya, suka atau tidak suka. Berbagai melodi dan drama harus dimainkan, naik-turun, pasang-surut, silih berganti. Banyak sisi-sisi kehidupan yang terkadang luput dari mata kita namun tersimpan dalam hati kita yang terdalam, menjadi kenangan-kenangan terindah yang mempengaruhi jalan hidup kita. Kisah-kisah yang terpatri dalam sanubari, sering kali tak terungkapkan, betapa kita dalam menjalani hidup senantiasa dipengaruhi oleh orang-orang di sekitar kita, bahkan orang-orang yang tampaknya tidak berhubungan langsung dengan hidup kita sehari-hari. It can be our father, mother, aunts and uncles, friends, anyone.
Tulisan kali ini mengangkat beberapa cerita hati (bagian kedua) dari para remaja tentang orang-orang terkasih dan orang-orang yang telah menginspirasi sehingga mereka mampu bertumbuh menjadi pribadi-pribadi spesial dan luar biasa. Berikut kisah-kisahnya:
_________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________
Saya sangat sayang pada papaku.
Sejak aku kecil ia tidak pernah memarahiku. Ia selalu menasehatiku dengan cara
yang lembut. Ketika aku kelas 1 SD, aku pernah mendapat rangking 19 dari 43
siswa. Saat itu aku bahkan tidak tahu cara melihat halaman. Aku melihat mama
dan papaku memandang raporku dengan tatapan sedih. Tetapi papa selalu
menyemangatiku dengan membelikan barang-barang yang kusuka, serta mengajakku
jalan-jalan ke tepi laut menikmati pemandangan dan udara sore hari. Karena papa
tahu bahwa aku suka melihat pemandangan dan dengan barang-barang yang kusuka
aku bisa berusaha lebih keras. Melihat perjuangan papa, aku merasa sangat
membebani papa. Aku mulai rajin belajar dan alhasil aku memperoleh rangking 7
dari 43 siswa. Aku dapat mengejar 12 orang di depanku! Dan akupun terus giat
belajar sampai sekarang. Jika aku mendapat nilai rendah, aku pasti teringat
papaku sehingga ada motivasi yang dapat kuambil hingga aku akhirnya berhasil
meraih rangking 1. Aku terkadang membayangkan apa jadinya hidupku nanti jika
papaku sudah tiada, sangat sedih sekali.
Orang kedua yang berpengaruh
dalam hidupku adalah sahabatku. Kami kenal sejak kelas 5 SD. Awalnya kami
pernah saling membenci bahkan bertengkar. Pokoknya sering mengalami hal-hal
yang tidak mengenakkan hati, dicuekin, dimarahi, dan saling iri. Hingga suatu
hari entah kejadian apa yang membuat kami akur. Aku merasa beruntung dapat
mengenalnya walaupun bagiku awal pertemuan kami bagaikan “mimpi buruk”. Karena
mengenal dia, aku merasa hidup. Aku bisa merasakan penderitaan dan kebahagiaan
orang lain, membuat hidupku penuh warna. Sampai sekarang kami masih menjadi
sahabat. Dia selalu menungguku selesai makan, mendukungku, berdanda denganku,
tertawa bersama, sehingga aku dapat merasa nyaman di mana saja. Itu sungguh
ajaib! (Y/112014) - OK
Lucky you!
Hari ini aku ingin bercerita
tentang orang yang pernah berpengaruh dalam diriku. Aku ingin bercerita tentang
keluargaku, yaitu tanteku. Sewaktu kecil, aku lebih sering dijaga oleh tanteku,
dikarenakan mama sibuk bekerja. Dari kecil hingga besar, tante mengajarkanku
banyak hal. Seperti sewaktu aku kecil saat mama sedang sakit, aku membantu
mengambil makanan atau bubur dan menyuapi mama makan. Setiap hari setelah
bangun tidur, aku pergi mandi, dan memakai baju sendiri. Setelah selesai, baru
meminta mama atau tante mengikat rambutku. Sepulang sekolah, aku menyusun buku,
kemudian mengerjakan PR jika ada. Dengan begitu, aku hidup lebih mandiri sejak
kecil hingga sekarang. Dengan demikian kita tidak akan merepotkan orang lain. Begitu
juga seperti contoh lain, jika bertemu orang, kita harus memanggil ataupun
menyapa. Atau sepulang sekolah, melihat orang lain di rumah juga menyapa.
Kemudian saat akan makan, kita harus memanggil terlebih dahulu, mulai dari yang
paling tinggi hingga ke bawahnya (contoh: kakek, nenek, mama, papa, paman,
tante). Dengan begitu aku belajar sopan santun. (WR/112014)
Such a good
example!
Orang yang berpengaruh dalam kehidupan pribadi saya adalah:
Mama.
Karena mama yang selalu menemani saya dan mengajarkan saya untuk
berbuat baik, jangan/kurangi berbuat jahat, dan bersabar. Beliau selalu memberi
nasehat jika saya salah agar saya memperbaikinya. Juga mengajarkan saya untuk
berpikir lebih dewasa, menghormati orang yang lebih tua, meyakinkan saya untuk
berlindung kepada Buddha.
Papa.
Karena papa selama ini bekerja membanting tulang untuk memenuhi
kebutuhan saya dan keluarga saya dan membuat saya untuk lebih semangat belajar agar tidak mengecewakan papa
dan meraih prestasi sebanyak-banyaknya.
Buddha.
Buddha telah mengajar Dhammanya kepada kita. Walaupun Buddha telah
Parinibbana, ajarannya masih tetap dilestarikan dan Buddha pernah bersabda
“Tidak ada sesuatu yang kekal. Berjuanglah dengan kesadaran.” Itu membuat saya
sadar, ternyata keadaan ini sekarang tidaklah kekal, semua akan berubah. Kita
tidak tahu apa yang akan terjadi tahun depan. Jika kita ingin masa depan kita
bagus, kita harus bekerja keras sekarang. Kita masih muda, tidak apa-apa kita
bekerja keras dahulu, agar hasil akhirnya bagus. Itu membuat saya untuk belajar
dengan baik.
Anak jalanan.
Kita sering melihat anak jalanan jika kita berhenti di lampu merah.
Mereka mengumpulkan uang sejak pagi hingga malam hari demi kebutuhan mereka.
Tak peduli panas atau dingin, mereka tetap mengumpulkan uang. Itu membuat saya
lebih merasa beruntung tidak terlahir seperti mereka dan menjadikan saya orang
yang lebih bersyukur. (GT/112014)
Learn
our lessons from life!
Saya mengidolakan papa saya
karena beliau orangnya tegas dan tidak mudah menyerah. Beliau juga sangat bijaksana
dalam segala hal. Pengaruh beliau pada saya adalah saya menjadi lebih tegas dan
selalu komitmen (tetap) dalam memilih sesuatu. (SW/112014)
Short
but firm!
Tokoh yang mempengaruhi hidup
saya adalah abang saya karena hanya dia yang bisa mengubah hidup saya. Dia
menegur saya untuk belajar hal-hal yang belum saya pahami. Dan jika saya kurang
mengerti, dia menyuruh saya untuk bertanya kepadanya. Pernah suatu saat, setiap
pulang sekolah saya langsung tertidur. Namun sejak ditegur oleh abang saya, saya
tidak melakukannya lagi. Apabila suatu saat dia membutuhkan pertolongan dari
saya, maka saya pasti akan membantunya dengan ikhlas. (DJ/112014)
Good
role model!