Suatu ketika, diceritakan seorang perempuan yang memiliki suami yang berprofesi sebagai seorang tukang masak (koki) di sebuah restoran terkenal. Karena Sang suami sangat pandai memasak, ia selalu dapat menemukan kelemahan dalam masakan istrinya sendiri. Saat makan malam merupakan saat-saat yang kurang menyenangkan bagi si istri. Selalu saja sang suami makan diiringi komentar tajam dan kritikan pedas. Hingga sang istrinya seringkali berpikir untuk berhenti memasak saja.
Pada suatu hari, sang suami mengalami musibah kecelakaan dan tidak tertolong (meninggal dunia). Beberapa tahun kemudian, perempuan itu menikah kembali dengan seorang pria yang berprofesi sebagai seorang manajer di sebuah perusahaan. Sebagai seorang istri yang baik, ia tetap berusaha menyediakan makan malam di rumah untuk suami barunya walaupun ia merasa tidak percaya diri. Sebelum suaminya makan masakannya untuk pertama kali, ia berkata, "Maaf ya, Pa, jika masakanku kurang enak. Aku memang kurang pandai memasak." Ternyata, setelah mencicipi masakannya, sang suami berkomentar bahwa seumur hidupnya baru kali ini makan makanan yang terenak didunia. Sejak hari itu, setiap kali hendak berangkat kerja suaminya selalu mengatakan, 'Ma, aku selalu tidak sabar untuk pulang ke rumah karena mau menikmati masakan mama.' Pujian itu semakin membuat istrinya gemar memasak. Sampai akhirnya membuka sebuah restoran yang terkenal dengan masakan yang enak tiada duanya.
~Author, unknown~Sesungguhnya, tutur kata yang kita ucapkan memberikan dampak besar terhadap diri kita sendiri maupun orang-orang di sekitar kita. Kata-kata positif akan jauh lebih bermanfaat dan mendorong kepercayaan diri. Untuk itu, marilah kita senantiasa berusaha berucap positif demi kemajuan hidup kita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar