Karya Sastra dan Periodisasinya
A. Karya Sastra
Bentuk Prosa
Karangan prosa ialah karangan yang bersifat menerangjelaskan
secara terurai mengenai suatu masalah atau hal atau peristiwa dan lain-lain.
Ada karya sastra prosa lama dan karya sastra prosa baru.
Perbedaan prosa lama dan prosa baru menurut Dr. J. S. Badudu
adalah:
Bentuk-bentuk sastra prosa
lama adalah:
a. Mite adalah
dongeng yang banyak mengandung unsur-unsur ajaib dan ditokohi oleh dewa, roh
halus, atau peri. Contoh Nyi Roro Kidul
b. Legenda adalah
dongeng yang dihubungkan dengan terjadinya suatu tempat. Contoh: Sangkuriang,
Si Malin Kundang
c. Fabel adalah
dongeng yang pelaku utamanya adalah binatang. Contoh: Si Kancil
d. Hikayat adalah
suatu bentuk prosa lama yang ceritanya berisi kehidupan raja-raja dan
sekitarnya serta kehidupan para dewa. Contoh: Hikayat Hang Tuah.
e. Dongeng adalah
suatu cerita yang bersifat khayal. Contoh: Cerita Pak Belalang.
f. Cerita
berbingkai adalah cerita yang di dalamnya terdapat cerita lagi yang dituturkan
oleh pelaku-pelakunya. Contoh: Seribu Satu Malam
Sage merupakan cerita kepahlawanan. Misalnya Joko Dolog.
Mite lebih menyaran pada cerita yang terkait dengan kepercayaan masyarakat
setempat tentang sesuatu. Contohnya Nyi Roro Kidul. Sedangkan legenda
mengandung pengertian sebuah cerita mengenai asal usul terjadinya suatu tempat.
Contoh Banyuwangi. Mite: Dewi Sri dari Jawa Tengah dan Bali. Nyai Pohaci dari
Jawa Barat.
Contoh Legenda:
Legenda Sunan Bonang, Tangkuban Perahu (Sangkuriang) dari Jawa
Barat, Putmaraga dari Banjarmasin (Kalimantan), Pinisi (Sawerigading) dari
Sulawesi, Hang Tuah dari Aceh.
dongeng “Ande-ande Lumut” dan
dongeng ‘Kethek Ogleng”
Prosa Baru
Prosa baru adalah karangan prosa yang timbul setelah
mendapat pengaruh sastra atau budaya Barat. Prosa baru timbul sejak pengaruh
Pers masuk ke Indonesia yakni sekitar permulaan abad ke-20. Contoh: Nyai Dasima
karangan G. Fransis, Siti mariah karangan H. Moekti.
Berdasarkan isi atau sifatnya prosa baru dapat digolongkan
menjadi:
1. Roman adalah
cerita yang mengisahkan pelaku utama dari kecil sampai mati, mengungkap
adat/aspek kehidupan suatu masyarakat secara mendetail/menyeluruh, alur
bercabang-cabang, banyak digresi (pelanturan). Roman terbentuk dari
pengembangan atas seluruh segi kehidupan pelaku dalam cerita tersebut. Contoh:
karangan Sutan Takdir Alisjahbana: Kalah dan Manang, Grota Azzura, Layar
Terkembang, dan Dian yang Tak Kunjung Padam
2. Riwayat
adalah suatu karangan prosa yang berisi pengalaman-pengalaman hidup pengarang
sendiri (otobiografi) atau bisa juga pengalaman hidup orang sejak kecil hingga
dewasa atau bahkan sampai meninggal dunia. Contoh: Soeharto Anak Desa atau
Prof. Dr. B.I Habibie atau Ki hajar
Dewantara.
3. Otobiografi
adalah karya yang berisi daftar riwayat diri sendiri.
4. Antologi
adalah buku yang berisi kumpulan karya terplih beberapa orang. Contoh Laut Biru
Langit Biru karya Ayip Rosyidi
5. Kisah adalah
riwayat perjalanan seseorang yang berarti cerita rentetan kejadian kemudian
mendapat perluasan makna sehingga dapat juga berarti cerita. Contoh: Melawat ke
Jabar – Adinegoro, Catatan di Sumatera – M. Rajab.
6. Cerpen adalah
suatu karangan prosa yang berisi sebuah peristiwa kehidupan manusia, pelaku,
tokoh dalam cerita tersebut. Contoh: Tamasya dengan Perahu Bugis karangan
Usman. Corat-coret di Bawah Tanah karangan Idrus.
7. Novel adalah
suatu karangan prosa yang bersifat cerita yang menceritakan suatu kejadian yang
luar biasa dan kehidupan orang-orang. Contoh: Roromendut karangan YB.
Mangunwijaya.
8. Kritik adalah
karya yang menguraikan pertimbangan baik-buruk
suatu hasil karya dengan memberi alasan-alasan tentang isi dan bentuk
dengan kriteria tertentu yangs ifatnya objektif dan menghakimi.
9. Resensi
adalah pembicaraan/pertimbangan/ulasan suatu karya (buku, film, drama, dll.).
Isinya bersifat memaparkan agar pembaca mengetahui karya tersebut dari ebrbagai
aspek seperti tema, alur, perwatakan, dialog, dll, sering juga disertai dengan
penilaian dan saran tentang perlu tidaknya karya tersebut dibaca atau
dinikmati.
10. Esei adalah
ulasan/kupasan suatu masalah secara sepintas lalu berdasarkan pandangan pribadi
penulisnya. Isinya bisa berupa hikmah hidup, tanggapan, renungan, ataupun
komentar tentang budaya, seni, fenomena sosial, politik, pementasan drama,
film, dll. menurut selera pribadi penulis sehingga bersifat sangat
subjektif atau sangat pribadi.
B. Puisi
Puisi adalah bentuk karangan yang terkikat oleh rima, ritma,
ataupun jumlah baris serta ditandai oleh bahasa yang padat.
Menurut zamannya, puisi dibedakan atas puisi lama dan puisi
baru.
a. puisi lama
Yang termausk puisi lama adalah
1. mantra adalah
ucapan-ucapan yangd ianggap memiliki kekuatan gaib
2. pantun adalah
puisi yang bercirikan bersajak a-b-a-b, tiap bait 4 baris, tiap baris terdiri
dari 8-12 suku kata, 2 baris awal sebagai sampiran, 2 baris berikutnya sebagai isi. Pembagian
pantun menurut isinya terdiri dari pantun anak, muda-mudi, agama/nasihat,
teka-teki, jenaka
3. karmina adalah
pantun kilat seperti pantun tetapi pendek
4. seloka adlah
pantun berkait
5. gurindam adalah
puisi yang berdirikan tiap bait 2 baris, bersajak a-a-a-a, berisi nasihat
6. syair adalah
puisi yang bersumber dari Arab dengan ciri tiap bait 4 baris, bersajak a-a-a-a,
berisi nasihat atau cerita
7. talibun adalah
pantun genap yang tiap bait terdiri dari 6, 8, ataupun 10 baris
b. puisi baru
Puisi baru bentuknya lebih bebas daripada puisi lama baik
dalam segi jumlah baris, suku kata, maupun rima.
Menurut isinya, puisi dibedakan atas
1. balada adalah
puisi berisi kisah/cerita
2. himne adAlah
puisi pujaan untuk Tuhan, tanah air, atau pahlawan
3. ode adalah
puisi sanjungan untuk orang yang ebrjasa
4. epigram adalah
puisi yang berisi tuntunan/ajaran hidup
5. romance
adalah puisi yang berisi luapan perasaan cinta kasih
6. elegi adalah
puisi yang berisi ratap tangis/kesedihan
7. satire adalah
puisi yang berisi sindiran/kritik
PUISI LAMA
A.PENGERTIAN
Puisi lama adalah puisi yang terikat oleh aturan-aturan.
Aturan- aturan itu antara lain :
1. Jumlah kata dalam 1 baris
2. Jumlah baris dalam 1 bait
3. Persajakan (rima)
4. Banyak suku kata tiap baris
5. Irama
B. MACAM-MACAM PUISI LAMA
1. MANTRA
Mantra adalah merupakan puisi tua, keberadaannya dalam
masyarakat Melayu pada mulanya bukan sebagai karya sastra, melainkan lebih
banyak berkaitan dengan adat dan kepercayaan.
Contoh:
Assalammu’alaikum putri satulung besar
Yang beralun berilir simayang
Mari kecil, kemari
Aku menyanggul rambutmu
Aku membawa sadap gading
Akan membasuh mukamu
2.GURINDAM
Gurindam adalah puisi lama yang berasal dari Tamil (India)
CIRI-CIRI GURINDAM:
a. Sajak akhir berirama a – a ; b – b; c – c dst.
b. Berasal dari Tamil (India)
c. Isinya merupakan nasihat yang cukup jelas yakni
menjelaskan atau menampilkan suatui sebab akibat.
Contoh :
Kurang pikir kurang siasat (a)
Tentu dirimu akan tersesat (a)
Barang siapa tinggalkan sembahyang ( b )
Bagai rumah tiada bertiang ( b )
Jika suami tiada berhati lurus ( c )
Istri pun kelak menjadi kurus ( c )
3. SYAIR
Syair adalah puisi lama yang berasal dari Arab.
CIRI - CIRI SYAIR :
a. Setiap bait terdiri dari 4 baris
b. Setiap baris terdiri dari 8 – 12 suku kata
c. Bersajak a – a – a – a
d. Isi semua tidak ada sampiran
e. Berasal dari Arab
Contoh :
Pada zaman dahulu kala (a)
Tersebutlah sebuah cerita (a)
Sebuah negeri yang aman sentosa (a)
Dipimpin sang raja nan bijaksana (a)
Negeri bernama Pasir Luhur (a)
Tanahnya luas lagi subur (a)
Rakyat teratur hidupnya makmur (a)
Rukun raharja tiada terukur (a)
Raja bernama Darmalaksana (a)
Tampan rupawan elok parasnya (a)
Adil dan jujur penuh wibawa (a)
Gagah perkasa tiada tandingnya (a)
4.PANTUN
Pantun adalah puisi Melayu asli yang cukup mengakar dan
membudaya dalam masyarakat.
CIRI – CIRI PANTUN :
1. Setiap bait terdiri 4 baris
2. Baris 1 dan 2 sebagai sampiran
3. Baris 3 dan 4 merupakan isi
4. Bersajak a – b – a – b
5. Setiap baris terdiri dari 8 – 12 suku kata
6. Berasal dari Melayu (Indonesia)
Contoh :
Ada pepaya ada mentimun (a)
Ada mangga ada salak (b)
Daripada duduk melamun (a)
Mari kita membaca sajak (b)
MACAM-MACAM PANTUN
1. DILIHAT DARI BENTUKNYA
a. PANTUN BIASA
Pantun biasa sering juga disebut pantun saja.
Contoh :
Kalau ada jarum patah
Jangan dimasukkan ke dalam peti
Kalau ada kataku yang salah
Jangan dimasukan ke dalam hati
2. SELOKA (PANTUN BERKAIT)
Seloka adalah pantun berkait yang tidak cukup dengan satu
bait saja sebab pantun berkait merupakan jalinan atas beberapa bait.
CIRI-CIRI SELOKA:
a. Baris kedua dan keempat pada bait pertama dipakai sebagai
baris pertama dan ketiga bait kedua.
b. Baris kedua dan keempat pada bait kedua dipakai sebagai
baris pertama dan ketiga bait ketiga
c. Dan seterusnya
Contoh :
Lurus jalan ke Payakumbuh,
Kayu jati bertimbal jalan
Di mana hati tak kan rusuh,
Ibu mati bapak berjalan
Kayu jati bertimbal jalan,
Turun angin patahlah dahan
Ibu mati bapak berjalan,
Ke mana untung diserahkan
3. TALIBUN
Talibun adalah pantun jumlah barisnya lebih dari empat
baris, tetapi harus genap misalnya 6, 8, 10 dan seterusnya.
Jika satu bait berisi enam baris, susunannya tiga sampiran
dan tiga isi.
Jika satiu bait berisi delapan baris, susunannya empat
sampiran dan empat isi.
Jadi :
Apabila enam baris sajaknya a – b – c – a – b – c.
Bila terdiri dari delapan baris, sajaknya a – b – c – d – a
– b – c – d
Contoh :
Kalau anak pergi ke pekan
Yu beli belanak pun beli sampiran
Ikan panjang beli dahulu
Kalau anak pergi berjalan
Ibu cari sanak pun cari isi
Induk semang cari dahulu
4. PANTUN KILAT ( KARMINA )
CIRI-CIRINYA :
a. Setiap bait terdiri dari 2 baris
b. Baris pertama merupakan sampiran
c. Baris kedua merupakan isi
d. Bersajak a – a
e. Setiap baris terdiri dari 8 – 12 suku kata
Contoh :
Dahulu parang, sekarang besi (a)
Dahulu sayang sekarang benci (a)
2. DILIHAT DARI ISINYA
2.1. PANTUN ANAK-ANAK
Contoh :
Elok rupanya si kumbang jati
Dibawa itik pulang petang
Tidak terkata besar hati
Melihat ibu sudah datang
2.2. PANTUN ORANG MUDA
Contoh :
Tanam melati di rama-rama
Ubur-ubur sampingan dua
Sehidup semati kita bersama
Satu kubur kelak berdua
2.3. PANTUN ORANG TUA
Contoh :
Asam kandis asam gelugur
Kedua asam riang-riang
Menangis mayat di pintu kubur
Teringat badan tidak sembahyang
2.4. PANTUN JENAKA
Contoh :
Elok rupanya pohon belimbing
Tumbuh dekat pohon mangga
Elok rupanya berbini sumbing
Biar marah tertawa juga
2.5. PANTUN TEKA-TEKI
Contoh :
Kalau puan, puan cemara
Ambil gelas di dalam peti
Kalau tuan bijak laksana
Binatang apa tanduk di kaki
Puisi Lama
pantun jenaka
nonton tv filmnya aci
sambil nonton makan kuaci
kalau kakak sudah benci
tutup pintu lalu kunci
pantun nasihat
beli sekayu kainkasa
cukup diukur dengan lerengnya
bangsa melayu menjaga bahasa
lengkap dengan sopan adapnya
pantun teka-teki
ada sebiji roda pedati
bentuknya bulat daripada besi
bila bermain diikat sekuat hati
dilempar hidup dipegang mati?
pantun remaja
apa guna pasang pelita
jika dengan sumbunya
apa guna bermain mata
kalau tidak dengan sungguhnya
gurindam
barang siapa mengenal Allah
suruh dan tegahnya tiada ia mengalah
barang siapa mengenal diri
maka telah mengenal Tuhan yang bahri
barang siapa mengenal dunia
tahulah ia barang yang terpedaya
karmina
sudah gaharu cendana pula
sudah tahu masih bertanya pula
syair
kalau anak pergi ke pekan
yu beli belanak beli
ikan panjang beli dahulu
kalau anak pergi berjalan
ibu cari sanakpun cari
induk senang cari dahulu
PUISI BARU
A.MACAM-MACAM PUISI BARU
1. DISTIKON
Distikon adalah sanjak 2 seuntai, biasanya bersajak sama.
Contoh :
Berkali kita gagal
Ulangi lagi dan cari akal
Berkali-kali kita jatuh
Kembali berdiri jangan mengeluh
(Or. Mandank)
2. TERZINA
Terzina adalah sanjak 3 seuntai.
Contoh :
Dalam ribaan bahagia datang
Tersenyum bagai kencana
Mengharum bagai cendana
Dalam bah’gia cinta tiba melayang
Bersinar bagai matahari
Mewarna bagaikan sari
Dari ; Madah Kelana
Karya : Sanusi Pane
3. QUATRAIN
Quatrain adalah sanjak 4 seuntai
Contoh :
Mendatang-datang jua
Kenangan masa lampau
Menghilang muncul jua
Yang dulu sinau silau
Membayang rupa jua
Adi kanda lama lalu
Membuat hati jua
Layu lipu rindu-sendu
(A.M. Daeng Myala)
4. QUINT
Quint adalah sanjak 5 seuntai
Contoh :
Hanya Kepada Tuan
Satu-satu perasaan
Hanya dapat saya katakan
Kepada tuan
Yang pernah merasakan
Satu-satu kegelisahan
Yang saya serahkan
Hanya dapat saya kisahkan
Kepada tuan
Yang pernah diresah gelisahkan
Satu-satu kenyataan
Yang bisa dirasakan
Hanya dapat saya nyatakan
Kepada tuan
Yang enggan menerima kenyataan
(Or. Mandank)
5. SEXTET
Sextet adalah sanjak 6 seuntai.
Contoh :
Merindu Bagia
Jika hari’lah tengah malam
Angin berhenti dari bernafas
Sukma jiwaku rasa tenggelam
Dalam laut tidak terwatas
Menangis hati diiris sedih
(Ipih)
6. SEPTIMA
Septima adalah sanjak 7 seuntai.
Contoh :
Indonesia Tumpah Darahku
Duduk di pantai tanah yang permai
Tempat gelombang pecah berderai
Berbuih putih di pasir terderai
Tampaklah pulau di lautan hijau
Gunung gemunung bagus rupanya
Ditimpah air mulia tampaknya
Tumpah darahku Indonesia namanya
(Muhammad Yamin)
7. STANZA ( OCTAV )
Octav adalah sanjak 8 seuntai
Contoh :
Awan
Awan datang melayang perlahan
Serasa bermimpi, serasa berangan
Bertambah lama, lupa di diri
Bertambah halus akhirnya seri
Dan bentuk menjadi hilang
Dalam langit biru gemilang
Demikian jiwaku lenyap sekarang
Dalam kehidupan teguh tenang
(Sanusi Pane)
8. SONETA
Soneta adalah bentuk kesusasteraan Italia yang lahir sejak
kira-kira pertengahan abad ke-13 di kota Florance.
CIRI – CIRI SONETA :
a. Terdiri atas 14 baris
b. Terdiri atas 4 bait, yang terdiri atas 2 quatrain dan 2
terzina
c. Dua quatrain merupakan sampiran dan merupakan satu
kesatuan yang disebut octav.
d. Dua terzina merupakan isi dan merupakan satu kesatuan
yang disebut isi yang disebut sextet.
e. Bagian sampiran biasanya berupa gambaran alam
f. Sextet berisi curahan atau jawaban atau kesimpulan
daripada apa yang dilukiskan dalam ocvtav , jadi sifatnya subyektif.
g. Peralihan dari octav ke sextet disebut volta
h. Penambahan baris pada soneta disebut koda.
i. Jumlah suku kata dalam tiap-tiap baris biasanya antara 9
– 14 suku kata
j. Rima akhirnya adalah a – b – b – a, a – b – b – a, c – d
– c, d – c – d
Contoh :
Gembala
Perasaan siapa ta ‘kan nyala ( a )
Melihat anak berelagu dendang ( b )
Seorang saja di tengah padang ( b )
Tiada berbaju buka kepala ( a )
Beginilah nasib anak gembala ( a )
Berteduh di bawah kayu nan rindang ( b )
Semenjak pagi meninggalkan kandang ( b )
Pulang ke rumah di senja kala ( a )
Jauh sedikit sesayup sampai ( a )
Terdengar olehku bunyi serunai ( a )
Melagukan alam nan molek permai ( a )
Wahai gembala di segara hijau ( c )
Mendengarkan puputmu menurutkan kerbau ( c )
Maulah aku menurutkan dikau ( c )
(Muhammad Yamin)
B. FUNGSI SONETA
Pada masa lahirnya, Soneta dipergunakan sebagai alat untuk
menyatakan curahan hati.
Kini tidak terbatas pada curahan hati semata-mata, melainkan
perasaan-perasaan yang lebih luas seperti :
1. Pernyataan rindu pada tanah air
2. Pergerakan kemajuan kebudayaan
3. Ilham sukma
4. Perasaan keagamaan
C. SONETA DIGEMARI PARA PUJANGGA BARU
Faktor-faktor Soneta digemari oleh para Pujangga Baru antara
lain :
1. Adanya penyesuaian dengan bentuk pantun ; yakni Octav
dalam Soneta yang bersifat obyektif itu hampir sejalan dengan sampiran pada
pantun.
Sedangkan sextet Soneta yang sifatnya subyektif itu
merupakan isi pantun.
2. Baris-baris Soneta yang berjumlah 14 buah itu cukup untuk
menyatakan perasaan atau curahan hati penyairnya.
3. Soneta dapat dipakai untuk menyatakan beraneka ragam
perasaan atau curahan hati penyairnya.
D. PERSAMAAN DAN PERBEDAAN SONETA DENGAN PANTUN
1. PERSAMAAN SONETA DENGAN PANTUN
Pantun dan Soneta sama-sama mempunyai sampiran atau
pengantar dan isi atau kesimpulan.
2. PERBEDAAN SONETA DENGAN PANTUN
a. Soneta puisi asli Italia, Pantun puisi asli Melayu
b. Satu bait Soneta terdiri terdiri dari 14 baris, satu bait
Pantun terdiri atas 4 baris
c. Soneta berima bebas, pantun berima a-b-a-b
Puisi Baru
di kala surya tenggelam
rahasia hatiku menanti kehadiranmu
menanti datangnya lagu cinta darimu
ditemani lilin-lilin kecil
bersama bintang malam
kuhanya berharap
kau menjadi penjaga hati bagiku
meski ku harus menghitung hari
menunggu waktu yang dinanti
meski tak kudapat kesempurnaan itu
namun ku akan slalu ingat kamu
dan tak mungkin menghapus jejakmu
kaulah sesuatu yang beda yang kumiliki
izinkan aku untuk jadi rahasia hatimu
aku takut kehilangan dirimu
kukan slalu menjaga hati ini
C. Drama/Film
Drama atau film merupakan karya yang terdiri atas aspek
sastra dan asepk pementasan. Aspek sastra drama berupa naskah drama, dan aspek
sastra film berupa skenario. Unsur instrinsik keduanya terdiri dari tema,
amanat/pesan, plot/alur, perwatakan/karakterisasi, konflik, dialog, tata
artistik (make up, lighting, busana, properti, tata panggung, aktor, sutradara,
busana, tata suara, penonton), casting (penentuan peran), dan akting (peragaan
gerak para pemain).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar