RINGKASAN MODUL 2 – PERSPEKTIF GLOBAL DILIHAT DARI
SUDUT ILMU-ILMU SOSIAL DAN ILMU LAIN YANG TERKAIT
KEGIATAN BELAJAR 2
PERSPEKTIF GLOBAL DAN VISI POLITIK,
SOSIOLOGI DAN ANTROPOLOGI
A. Perspektif global dari visi politik
Definisi
ilmu politik
Ilmu politik
mempelajari negara, tujuan-tujuan negara dan lembaga-lembaga yang akan
melaksanakan tujuan-tujuan itu (Roger F. Soltau).
Dalam
perspektif global, hubungan suatu negara dengan negara-negara lain adalah hal
yang pokok.
Jenis hubungan
antar negara ditinjau dari jangkauannya:
Jenis hubungan
|
Jangkauan
|
Regional
|
Antarbangsa atau antarnegara di
suatu kawasan (tetangga), misalnya di kawasan Asia Tenggara
|
Internasional
|
Antarbangsa atau antarnegara di
berbagai belahan dunia
|
Global
|
Antarsemuabangsa atau
antarsemuanegara di dunia ini
|
Politik luar negeri
Indonesia adalah bebas aktif yang menjadi landasan kerja sama di bidang ekonomi
dengan negara-negara lain. Bebas, artinya bangsa Indonesia tidak memihak pada salah satu blok yang
ada di dunia. Jadi, bangsa Indonesia berhak bersahabat dengan negara mana pun
asal tanpa ada unsur ikatan tertentu. Bebas
juga berarti bahwa bangsa Indonesia mempunyai cara sendiri dalam menanggapi
masalah internasional. Aktif
berarti bahwa bangsa Indonesia secara aktif ikut mengusahakan terwujudnya
perdamaian dunia.
Stabilitas dan
kemajuan politik Indonesia, khususnya politik luar negeri, berpengaruh pada
kondisi politik global, contohnya dampak Konferensi Asia Afrika (KAA – yang
menghasilkan Dasasila Bandung/Bandung Declaration) dan Gerakan Non-Blok (GNB – khususnya untuk
mendukung perdamaian dunia).
Negara Republik Indonesia
sebagai warga dunia, tidak dapat melepaskan diri dari pengaruh perkembangan di
negara-negara lain. Perkembangan di negara-negara lain selalu berpengaruh
terhadap kehidupan politik, khususnya politik luar negeri Indonesia. Perubahan
peta politik membawa dampak luas pada tatanan global di bidang politik,
ekonomi, sosial, dan IPTEK. Perspektif global dari perubahan peta politik
tersebut, membawa dampak pada berbagai aspek hubungan luar negeri Indonesia.
B. Perspektif global dari visi sosiologi
Definisi sosiologi
Sosiologi
adalah studi ilmiah tentang fenomena yang timbul akibat hubungan kelompok- kelompok
umat manusia, studi tentang manusia dan lingkungan manusia dalam hubungannya
satu sama lain (Frank H. Hankins).
Objek utamanya
adalah hubungan antarmanusia dalam lingkungan sosial di mana terjadi interaksi sosial
yang semakin lama semakin luas dan berkembang. Mulai dari keluarga, teman
sepermainan, tetangga, sekampung, sekota, regional provinsi, sampai ke tingkat
global antarbangsa.
Motif
interaksi sosial sangat beragam dilandasi oleh tujuan tertentu. Contohnya
hubungan antara produsen dan konsumen yang dilandasi oleh motif ekonomi.
Akibat
interaksi sosial yang makin intensif sampai ke tingkat global, menunjukkan
perubahan sosial di masyarakat sampai ke proses modernisasi.
Dampak
kemajuan, penerapan, dan permanfaatan IPTEK di bidang transportasi dan
komunikasi menjadikan interaksi sosial baik secara langsung (misalnya di pasar
swalayan) maupun tidak langsung (misalnya on-line
shopping) ini semakin intensif dan meluas menembus batas-batas local,
regional, nasional, internasional, sampai global sekalipun. Hal ini tentunya
membawa perubahan sosial, kemajuan sosial yang berdampak luas terhadap opini,
kecerdasan, nalar dan wawasan manusia yang mengalaminya. Pengetahuan, ilmu, dan pengenalan teknologi berdampak
luas pada tatanan sosial dan telah memasuki kehidupan segala lapisan masyarakat
secara local, regional, bahkan juga global. Contohnya jenis makanan khas
setempat yang telah menyebar ke segala tempat bahkan juga di manca negara, seperti
misalnya makanan khas Indonesia tempe yang kini terkenal di Jepang. Contoh
lainnya adalah jenis permainan atau kebudayaan lokal/tradisional yang kini
terkenal di segala penjuru dunia, misalnya pencak silat, gamelan, tari-tarian
Bali, dsb.
Kegiatan
sehari-hari seperti belajar dan olah raga juga merasakan dampak globalisasi,
misalnya pertukaran pelajar dan pertandingan olah raga antarnegara seperti sea
games ataupun olimpiade, dsb.
Semua contoh-contoh
di atas adalah sebagian bukti bahwa interaksi sosial, hubungan antarmanusia, sudah
semakin meluas.
Hal ini
tentunya membawa dampak positif (menambah pengalaman dan kemampuan, pertukaran
nilai, dst) maupun negatif (pergaulan bebas, pemakaian obat-obat terlarang,
sadisme,dst) bagi kehidupan sosial di negara yang mengalaminya. Dampak positif
yang ada patut disyukuri dan dijadikan sesuatu yang bermakna. Dari peristiwa
dan interaksi sosial yang ada, menyadarkan manusia agar menghargai satu sama
lain karena manusia sama harkat dan derajatnya di sisi Tuhan YME. Sedangkan
dampak negatif yang ada wajib diwaspadai oleh semua pihak. Harus menjadi
perhatian dan kepedulian kita bahwa ada kelompok manusia yang bertujuan
komersial dan barangkali juga bertujuan politik yang secara sengaja melakukan
penetrasi budaya untuk meracuni dengan tujuan menghancurkan generasi muda
bangsa tersebut. Kita harus secara aktif mencari alternatif pemecahannya.
C. Perspektif global dari visi antropologi
Definisi
antropologi
Antropologi,
khususnya Antropologi Budaya merupakan studi tentang manusia dengan
kebudayaannya (Koentjaraningrat (1990:
1112)).
Antropologi
adalah studi tentang manusia dengan pekerjaannya, lebih menitikberatkan kepada
kebudayaan sebagai hasil pengembangan akal pikiran manusia (F.A. Hoebel).
Sudut pandang
Antropologi terhadap perspektif global terarah pada keberadaan dan
perkembangan budaya dengan kebudayaan
dalam konteks global.
Hakikatnya,
perkembangan aspek kehidupan apapun mulai dari tingkat lokal sampai ke tingkat
global, dasarnya terletak pada budaya dengan kebudayaan yang menjadi milik otentik
umat manusia. Perkembangan serta kemajuan yang ada di sekitar kita merupakan
hasil pengembangan akal pikiran manusia atau hasil pengembangan budaya sebagai
perkembangan kebudayaan. Proses dan arus globalisasi dalam kehidupan
sesungguhnya adalah proses global kemampuan budaya atau proses kebudayaan.
IPTEK yang
terus berkembang merupakan produk akal pikiran manusia. Manusia harus
mengembangkan dan meningkatkan daya pikir yang aktif kritis agar dapat
menghindar dari ketergantungan terhadap IPTEK.
Sudut pandang Antropologi
terhadap perspektif global, berarti mengamati, menghayati, dan memprediksi
perkembangan kebudayaan secara menyeluruh yang aspek serta unsur-unsurnya
berkaitan satu sama lain terintegrasi dalam kehidupan umat manusia.
Pendidikan
tidak dapat terlepas dari interaksi sosial. Suasana kondusif sangat ditentukan
oleh ketentraman, jaminan peraturan, kepemimpinan, dan pemerintahan yang stabil
(politik) sehingga tumbuh ketenangan hati dan kesadaran dalam diri.
Kejadian-kejadian
global dapat diketahui oleh jutaan manusia di berbagai belahan dunia dalam
waktu yang singkat berkat perkembangan IPTEK (radio, TV, internet, dsb).
Peristiwa, proses, dan arus global yang demikian merupakan pengetahuan,
pengalaman kehidupan sehari-hari, namun kita semua wajib memilah-milah mana
yang berdampak positif bagi perkembangan dan peningkatan kualitas SDM generasi
muda.
Dalam
kehidupan manusia yang semakin terbuka, persilangan kebudayaan sudah menjadi
suatu kebutuhan karena proses tersebut tidak dapat dicegah apabila suatu negara
ingin menjadi bagian dari warga dunia.
Untuk itu,
ditinjau dari perspektif budaya dan Antropologi, kewaspadaan terhadap dampak
negatif harus menjadi kepedulian kita semua.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar