Welcome Note

Dear Visitors,
Welcome to this blog. You may or may not find what you are looking for here. In anycase, feel free to look around and browse the content. This is basically a space for me to share what little that I know from my experience and from 'peeping' into others' blogs. Oh, the wonder of internet! I do hope you can get some 'things' from this blog. Enjoy and have a great life!

Sabtu, 29 November 2014

Teori Belajar Matematika

Menurut J. Bruner belajar merupakan suatu proses aktif yang memungkinkan manusia untuk menemukan  hal-hal baru diluar informasi yang diberikan kepada dirinya. Pengetahuan perlu dipelajari dalam tahap-tahap tertentu agar pengetahuan tersebut dapat diinternalisasi dalam pikiran  (struktur kognitif) manusia yang mempelajarinya. Proses internalisasi akan terjadi secara sungguh-sungguh (yang berarti proses belajar mengajar terjadi secara optimal) jika pengetahuan tersebut dipelajari dalam tahap-tahap sebagai berikut:
1. Tahap enaktif

Suatu tahap pelajaran dimana pengetahuan dipelajari secara aktif dengan menggunakan benda-benda konkret atau situasi yang nyata.
2. Tahap ikonik

Suatu tahap pembelajaran dimana pengetahuan di presentasikan dalam bentuk bayangan visual, gambar atau diagram yang menggambarkan kegiatan nyata/konkret atau situasi konkret yang terdapat dalam tahap.enaktif.
3. Tahap Simbolik
Suatu tahap pembelajaran dimana pengetahuan dipresentasikan dalam bentuk simbol-simbol abstrak, baik simbol verbal, (misalkan huruf, kata, atau kalimat), lambang matematika, maupun lambang abstrak lainnya.

Suatu proses belajar akan berlangsung secara optimal jika pembelajaran diawali dengan tahap enaktif, dan kemudian jika tahap belajar yang pertama itu dirasa cukup, siswa beralih ke tahap belajar yang kedua yaitu tahap belajar dengan menggunakan modus representasi ikonik. Selanjutnya kegiatan belajar tersebut dilanjutkan pada tahap ketiga yaitu tahap belajar dengan menggunakan modus representasi simbolik.

2. Teori R. Gagne
R. Gagne memberikan dua definisi mengenai belajar, sebagai berikut:
Belajar adalah suatu proses untuk memperoleh informasi dalam pengetahuan, keterampilan, kebiasaan, dan tingkah laku.
Belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang diperoleh dari instruksi.
Menurut Gagne, setiap kegiatan belajar terdiri atas empat fase yang terjadi secara berurutan yaitu:

a. Fase Aprehensi (aprehention phase).
Pada fase ini siswa menyadari adanya stimulus yang terkait dengan kegiatan belajar yang akan dilakukan. Dalam pembelajaran matematika, stimulus tersebut bisa berupa materi pelajaran yang terletak pada sebuah halaman buku, sebuah soal yang diberikan oleh guru sebagai pekerjaan rumah atau bisa juga seperangkat alat peraga yang berguna untuk pemahaman konsep tertentu. Pada fase ini siswa melakukan pencermatan terhadap stimulus tersebut dan mengamati hal-hal yang ia anggap menarik atau penting

b. Fase Akusisi (Acquition Phase)
Pada fase ini siswa melakukan akuisisi (pemerolehan, penyerpan, internalisasi) terhadap berbagai fakta, keterampilan, konsep atau prinsip yang menjadi sarana dari kegiatan belajar tersebut.

c. Fase Penyimpanan (Storage Phase)
Pada fase ini apa yang telah ia peroleh disimpan dalam ingatan jangka pendek (Short-team-memory) dan ingatan jangka panjang (Long-team-memory).

d. Fase Pemanggilan (Retrival Phase)
Pada fase ini siswa memanggil kembali hasil-hasil dari kegiatan belajar yang telah ia peroleh dalam ingatan baik itu menyangkut fakta, keterampilan, konsep maupun prinsip.

3. Teori Van Hiele.
Van Hiele mengatakan bahwa terdapat 5 tahapan anak belajar geometri yaitu:
a. Tahap Pengenalan
Dalam tahap ini anak mulai belajar mengenai suatu bentuk geometri secara keseluruhan, tetapi anak belum mampu mengetahui adanya sifat-sifat dan bentuk geometri yang dilihatnya itu.

b. Tahap Analisis
Pada tahap ini anak mulai mengenal sifat-sifat yang dimiliki benda geometri yang diamatinya. Anak sudah mampu menyebutkan keteraturan yang terdapat pada geometri itu, tetapi anak belum mampu mengetahui hubungan yang terkait antara satu benda geometri dengan benda geometri lainnya.

c. Tahap Pengurutan
Pada tahap ini anak sudah mulai mampu mengurutkan dan menarik kesimpulan (berfikir deduktif), tetapi kemampuan ini belum berkembang secara penuh.

d. Tahap Deduksi
Pada tahap ini anak sudah mampu menarik kesimpulan secara deduktif, yaitu menarik kesimpulan dari hal-hal yang bersifat umum menuju ke hal-hal yang befsifat khusus. Anak sudah mulai mampu memahami dalil dan mampu menggunakan dalil, aksioma atau postulat yang digunakan dalam pembuktian.

e. Tahap akurasi
Pada tahap ini anak sudah mulai menyadari betapa pentingnya ketepatan dari prinsip dasar yang melandasi pembuktian.

4. Teori Zolton P.Dienes
Dienes berpendapat bahwa pada dasarnya Matematika dapat dianggap sebagai studi tentang struktur memisah-misahkan hubungan-hubungan diantara struktur-struktur, dan mengkategorikan hubungan -hubungan diantara struktur-struktur.
Dienes mengemukakan bahwa konsep-konsep matematika akan berhasil apabila dipelajari dalam tahap-tahap tertentu. Dalam konsepnya itu Dienes membagi tahap-tahap belajar dalam 6 tahap yaitu:

a. Permainan (Free Play)
Merupakan tahap belajar konsep yang aktivitasnya tidak berstruktur dan tidak diarahkan. Aktivitas ini memungkinkan siswa mengadakan percobaan dan memanipulasi benda-benda konkret dan abstrak dari unsur-unsur yang dipelajari itu.

b. Permainan yang disertai aturan (Game Play)
Dalam permainan yang disertai aturan, siswa sudah mulai meneliti pola-pola dan keteraturan yang terdapat dalam suatu konsep tertentu. Keteraturan ini mungkin terdapat dalam konsep tertentu, tetapi tidak terdapat dalam konsep yang lainnya.

c. Permainan kesamaan sifat (Searching for communities play)
Dalam mencari kesamaan sifat, siswa mulai diarahkan dalam kegiatan menentukan sifat-sifat kesamaan dalam permainan yang sedang diikuti. Untuk melatih dalam mencari kesamaan sifat-sifat ini, ditempuh dengan cara mentransformasikan kesamaan struktur dari bentuk permainan yang satu ke bentuk permainan yang lain.

d. Representasi (Representation)
Representasi adalah tahap pengmbilan kesamaan sifat dari beberapa situasi yang sejenis. Para siswa menentukan representasi dari konsep-konsep tertentu setelah mereka berhasil menyimpulkan kesamaan sifat yang terdapat dalam situasi-situasi yang dihadapinya itu.

e. Simbolisasi (Simbolization)
Simbolisasi termasuk tahap belajar konsep yang membutuhkan kemampuan merumuskan representasi dari setiap konsep-konsepp dengan menggunakan simbol matematika atau melalui perumusan verbal.

f. Formalisasi (Formalization)
Formasi merupakan tahap belajar konsep yang terahir, dalam tahap ini siswa dituntut untuk mengurutkan sifat-sifat konsep dan kemudian merumuskan sifat-sifat baru konsep tersebut.

Sumber: Buku Materi Pokok PGSD

Tidak ada komentar:

Posting Komentar